Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kesalahan Umum yang Membuat Blog Ditolak AdSense

Blog kamu ditolak AdSense? Temukan penyebab utamanya di sini — mulai dari konten, struktur, hingga kebijakan yang sering dilanggar blogger pemula.

Banyak blogger pemula yang semangat mendaftar Google AdSense dengan harapan bisa segera mendapatkan penghasilan dari blog. Namun, setelah menunggu beberapa hari, email penolakan dari AdSense malah datang. Kenapa bisa begitu?

Sebenarnya, ada sejumlah kesalahan umum yang sering dilakukan oleh pemilik blog baru yang membuat situs mereka tidak memenuhi syarat untuk diterima AdSense. Artikel ini akan membahas secara lengkap kesalahan-kesalahan tersebut, serta bagaimana cara memperbaikinya agar blog kamu cepat diterima.


1. Konten Blog Masih Tipis (Thin Content)

Kesalahan paling sering adalah blog baru berisi konten terlalu sedikit atau artikelnya sangat pendek.

Google menilai kualitas sebuah situs dari seberapa dalam dan bermanfaat isinya.

👉 Artikel di bawah 400 kata biasanya dianggap tidak memberikan nilai bagi pembaca.

Idealnya, setiap artikel minimal 800–1000 kata, membahas topik secara jelas, dan ditulis dengan gaya alami.

Selain itu, hindari menulis artikel yang terlalu mirip atau membahas hal sama berulang-ulang. Google bisa menilai itu sebagai duplikat internal, yang menurunkan kredibilitas situs.


2. Konten Tidak Orisinal atau Terindikasi Plagiarisme

AdSense hanya menerima blog dengan konten 100% original.

Jika kamu menyalin dari situs lain, atau hanya mengganti beberapa kata dari artikel orang lain (parafrase otomatis), sistem AdSense bisa langsung mendeteksinya.

Solusinya:

Tulis dari pengalaman sendiri, bukan hasil salinan.

Gunakan alat bantu cek plagiarisme seperti Duplichecker, Copyscape, atau Grammarly untuk memastikan tulisanmu bersih.

Hindari juga menggunakan gambar yang memiliki hak cipta. Pilih gambar bebas lisensi dari situs seperti Pixabay atau Pexels.


3. Struktur dan Navigasi Blog Tidak Jelas

Google ingin memastikan bahwa pengunjung bisa menavigasi blog dengan mudah.

Banyak blog baru ditolak karena tampilannya berantakan, tidak punya menu yang jelas, atau terlalu banyak elemen iklan/popup yang mengganggu.

Pastikan blog kamu memiliki:

Menu utama yang rapi (Beranda, Kategori, Tentang, Kontak).

Layout responsif untuk tampilan mobile.

Tidak terlalu banyak widget yang memperlambat loading.

Gunakan template sederhana dan profesional. Desain yang bersih jauh lebih disukai AdSense daripada blog dengan banyak warna mencolok dan banner animasi.


4. Tidak Ada Halaman Wajib (Privacy Policy, Tentang, Kontak)

Banyak blogger tidak sadar bahwa halaman kebijakan dan identitas pemilik blog termasuk syarat penting.

Google ingin tahu siapa di balik situs tersebut dan bagaimana data pengunjung digunakan.

Halaman wajib yang harus ada:

Tentang Kami (About) — menjelaskan siapa kamu dan tujuan blog.

Kebijakan Privasi (Privacy Policy) — menjelaskan cara blog mengelola data pengguna.

Kontak (Contact Page) — memberi kesempatan pengunjung untuk menghubungi pemilik blog.

Kamu bisa menggunakan generator gratis seperti privacypolicygenerator.info untuk membuatnya.


5. Blog Belum Memiliki Trafik atau Terlalu Baru

Walaupun AdSense tidak secara resmi menetapkan jumlah minimal pengunjung, blog yang terlalu baru atau belum punya trafik besar kemungkinan akan ditolak.

Google ingin menayangkan iklan di situs yang punya pembaca nyata, bukan hanya hasil otomatis.

Usahakan sebelum mendaftar:

Blog sudah memiliki 10–15 artikel berkualitas.

Artikel sudah terindeks di Google Search Console.

Setidaknya ada trafik organik (dari pencarian, bukan hasil share manual semata).


6. Mengandung Konten Terlarang

Google memiliki daftar ketat mengenai konten yang tidak boleh dimonetisasi.

Blog yang berisi salah satu dari kategori berikut hampir pasti ditolak:

Pornografi atau konten dewasa.

Judi, narkoba, atau rokok.

Ujaran kebencian, kekerasan, atau pelanggaran hak cipta.

Download ilegal, film bajakan, atau software crack.

Selalu pastikan topik blog kamu sesuai kebijakan program AdSense. Jika ragu, baca ulang Google Publisher Policies agar tidak salah langkah.


7. Domain Belum Cukup Umur atau Menggunakan Subdomain Gratis

AdSense biasanya lebih mempercayai domain berbayar dan berumur minimal 2–3 bulan.

Meskipun subdomain seperti namablog.blogspot.com bisa diterima, peluangnya jauh lebih kecil dibanding domain TLD (.com, .net, .id).

Saran:

Gunakan domain berbayar untuk terlihat profesional.

Pastikan blog sudah diisi rutin minimal 2 bulan dengan konten asli sebelum mengajukan AdSense.


8. Terlalu Banyak Iklan Non-AdSense

Sebelum diterima, hindari menampilkan banner afiliasi, pop-up iklan, atau link keluar berlebihan.

Google bisa menganggap situsmu hanya dibuat untuk menampilkan iklan, bukan memberikan informasi.

Fokuslah dulu pada konten dan pengalaman pengguna, baru setelah disetujui kamu bisa menambah monetisasi lain secara bijak.


9. Tidak Mematuhi Standar Pengalaman Pengguna (UX)

Selain isi, pengalaman pengguna juga penting. Jika blog lambat dibuka, desainnya tidak ramah mobile, atau sering error, pengunjung cepat keluar — dan ini sinyal negatif bagi AdSense.

Gunakan tools seperti PageSpeed Insights atau GTmetrix untuk mengecek kecepatan situsmu, lalu perbaiki bagian yang lambat.


Kesimpulan

Penolakan dari AdSense bukan akhir dari segalanya — justru jadi kesempatan memperbaiki blog agar lebih layak monetisasi.

Pastikan kontenmu orisinal, tampilannya rapi, halaman wajib lengkap, dan situs memiliki trafik organik.

Dengan konsistensi dan perbaikan, kamu bisa mendaftar ulang dan meningkatkan peluang diterima.

Ingat, AdSense mencari situs yang memberi manfaat nyata bagi pembaca, bukan sekadar tempat menempel iklan.